SELAMAT DATANG

SELAMAT DATANG
Pengunjung Blog kami silahkan download semua artikel dan musik kami, semoga kita menambah pengetahuan yang cerdas.

Minggu, 19 Juni 2016

DASAR PANCASILA MENURUT UUD RIS dan UUDS ’50 DAN MAKNA PANCASILA

Rumusan Pancasil sebagimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 secara yuridis merupakan rumusan Pancasila yang sah dan benar sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Pancasila yang disahkan oleh PPKI adalah mewakili seluruh rakyat Indonesia, namun dalam perjalanan sejarah rumusan-rumusan Pancasila mengalami perubahan-perubahan sebagai berikut.  
A. Kontitusi  RIS Dalam konstitusi RIS yang berlaku 
    tanggal 29 Desember 1949 sampai dengan 17  
    Agustus 1950, rumusan Pancasila adalah : 
    1. Ketuhanan Yang Maha Esa,
    2. Peri Kemanusiaan,
    3. Kebangsaan,
    4. Kerakyatan,
    5. Keadilan Sosial.
 B. UUDS 1950 UUD tersebut mulai berlaku tangal 17
     Agustus 1950 sampai tanggal 5 Juli 1959 adalah 
     seperti rumusan yang ada dalam Konstitusi RIS yaitu :
     1. Ketuhanan Yang Maha Esa,
     2.Kemanusiaan Yang adil dan beradab,
     3. Persatuan Indonesia,
     4. Kedaulatan Rakyat, 
      5 Keadilan Sosial 
C. RUMUSAN PANCASILA DIKALANGAN  
     MASYARAKAT 
        Rumusan yang beredar dalam masyarkat dalam 
     pembentukan Negara Indonesia yaitu : 
     1. Ketuhanan Yang Maha Esa,
     2. Peri Kemanusiaan,
     3. Kebangsaan,
     4. Kedaulatan Rakyat, 
     5. Keadilan Sosial 
     Dari berbagai macam rumusan yang tersebut diatas ternyata kembali kepada rumusan Pancasila yang tercantum di UUD 1945, hal ini diperkuat dengan Tap. MPRS nomor XX/MPRS/1966 dan inpres Nomor 12 tanggal 13 April 1968 bahwa pengucapan, penulisan dan rumusan Pancasila Dasar Negara Republik Indonesia yang sah dan benar adalah sebagimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. 
  D. MAKNA SILA DALAM PANCASILA 
  Pancasila yang merupakan jiwa bangsa indonesia mempunyai sifat statis (tetap, tidak dapat diganti/diubah) dan juga mempunyai sifat yang dinamis (sebagai penggerak) sehingga menimbulkan keinginan, cita-cita luhur bangsa Indonesia. 
  Sila I : Ketuhanan Yang maha esa, meliputi dan 
             menjiwai  sila II, II, IV, dan V 
  Sila II : Kemanusiaan yang adil dan beradab diliputi 
              dan dijiwai sila I, meliputi dan menjiwai sila III,IV
              dan  V,
   Sila III:Persatuan Indonesia diliputi dan dijiwai sila I dan
              II, meliputi dan menjiwai sila IV dan V 
   Sila IV : Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat 
                kebijaksanaan dalam
                permusyawaratan/perwakilan diliputi dan
               dijiwai sila I, II, III meliputi dan menjiwai sila V, 
   Sila V : Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia 
               diliputi dan dijiwai sila I, II, III, dan IV.
 E. INTISARI SILA DALAM PANCASILA 
    1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa berasal dari kata 
        Tuhan yaitu Allah, pencipta segala alam dan 
        seisinya termasuk semua makluk. Yang Maha Esa
        adalah yang maha tunggal, tiada sekutu, esa dalam 
        zatNya, esa dalam sifatNya, esa dalam 
        perbuatanNya, artinya bahwa zat Tuhan tidak terdiri 
        dari zat-zat yang banyak lalu menjadi satu, bahwa 
        Tuhan adalah sempurna, bahwa Tuhan tidak bisa 
        disamakan oleh siapapun. Keyakinan adanya  
        Tuhan Yang Maha Esa itu bukanlah suatu dogma
        atau kepercayaan yang tidak dapat dibuktikan 
        kebenarannya melalui akal pikiran, melainkan suatu 
        kepercayaan yang berakar pada pengetahuan yang 
        benar yang dapat diuji atau dibuktikan melalui 
        kaidah-kaidah logika. Hakikat pengertian diatas 
        sesuai dengan
  a. pembukaan UUD 1945 yang berbunyi antara lain :
      “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha kuasa...” 
  b. Pada batang tubuh UUD 1945 tidak mengalami 
       amandemen, karena bab dan pasal tersebut 
       mengandung pengertian mendasar yang 
       berkekuatan Mengatur kehidupan beragama 
       berkayakinan negara Indonesia berdasarkan  
       Ketuhanan Yang Maha Esa dan negara menjamin 
       kebebasan kepada setiap penduduk untuk memeluk
       agama sesuai dengan keyakinan dan untuk 
       beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya. 
 2. Sila Kemanusian yang adil dan beradab  
     mengandung  suatu nilai kesadaran sikap moral dan 
     tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi 
     budi nurani manusia dalam hubungan dengan 
     norma-norma dan kebudayaan pada umumnya baik 
     terhadap diri sendiri maupun terhadaplingkungannya. 
     Kemanusiaan berasal dari kata manusia yaitu makluk 
     berbudi memiliki potensi pikir, rasa, karsa dan cipta.
     Karena potensi ini manusia menduduki atau memilik
     martabat yang tinggi. Kemanusiaan terutama berarti
     sifat yang merupakan esensi dan identitas manusia
     karena martabat kemanusiaannya (human dignity) 
    Adil mengandung arti bahwa suatu keputusan dan 
    tindakan didasarkan atas norma-norma yang objektif, 
    jadi tidak subjektif apalagi sewenang-wenang.
    Beradab berasal dari kata adab yang berarti budaya. 
   Jadi beradab berarti berbudaya. Adab terutama
   mengandung pengertian tata kesopanan, kesusilaan 
   (moral). Jadi kemanusian yang adil dan beradab 
   adalah kesadaran sikap dan perbuatan manusia yang 
   didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam
   hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan 
   umumnya, baik terhadap diri pribadi, sesama manusia,
   maupun terhadap alam dan hewan. Hubungan 
  pengertian Kemanusiaan yang adil dan beradab
  terhadap UUD 1945 adalah : 
  a. Pembukaan UUD 1945 alinea pertama “ Bahwa 
      sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala 
      bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas 
      dunia harus dihapuskan karena......” b.Pasal 27, 28.
      29. 30 dan 33 UUD 1945. 3. Sila Persatuan Indonesia
3.  Persatuan berasal dari kata satu, yang berarti utuh 
      tidak terpecah belah, persatuan mengandung arti
      bersatunya bermacam-macam corak yang beraneka 
      ragam menjadi satu kebulatan. Pesatuan Indonesia 
      adalah perwujudan paham kebangsaan Indonesia 
      yang dijiwai oleh Ketuhanan Yang Maha Esa serta 
      Kemanusiaan yang adil dan beradab. Karena itu
      paham kebangsaan Indonesia tidaklah 
      sempit(chauvinistis), tetapi dalam arti menghargai 
      bangsa lain sesuai dengan sifat kehidupan bangsa 
      itu sendiri. Hakikat pengertian diatas seuai dengan :
      a. Pembukaan UUD 1945 alinea keempat yang
         berbunyi “Kemudian dari pada itu untuk
         membentuk suatu pemerintahan Indonesia yang
         melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh
         tumpah darah Indonesia.............. b.Pasal 1,32,35 
        dan 36 UUD 1945 
 4. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat 
     kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. 
     Nilai filosofis yang terkandung di dalamnya adalah 
     bahwa hakikat negara adalah sebagai penjelmaan 
     sifat kodrat manusia sebagai makluk individu dan 
     makluk sosial. Hakikat rakyat adalah merupakan 
     sekelompok manusia sebagai makluk Tuhan Yang 
     Maha Esa yang bersatu yang bertujuan mewujudkan
     harkat dan martabat manusia dalam suatu wilayah 
     negara. Rakyat merupakan subjek pendukung pokok 
     negara. Negara adalah dari oleh dan untuk rakyat ,
     oleh karena itu rakyat adalah merupakan asal mula 
     suatu kekuasan negara. Hikmat kebijaksanaan berarti
     penggunaan pikiran atau rasio yang sehat dengan 
     selalu mempertimbangan persatuan dan kesatuan 
     bangsa, kepentingan rakyat dan dilaksanakan dengan
     sadar, jujur dan bertanggung jawab serta didorong 
     oleh itikad baik sesuai dengan hati nurani. Perwakilan
     adalah suatu tata cara khas kepribadian Indonesia 
     untuk merumuskan dan atau memutuskan sesuatu hal
     berdasarkan kehendak rakyat hingga tercapai 
     keputusan yang berdasarkan kebulatan pendapat 
     atau mufakat. Perwakilan adalah suatu sistem arti tata
     cara (prosedur) mengusahakan turut sertanya rakyat 
     mengambil bagian dalam kehidupan bernegara, 
     antara lain dilakukan dengan melalui badan-badan
     perwakilan. Keputusan-keputusan yang diambil harus 
     bisa dipertanggung jaabkan baik kepada Tuhan Yang
     Maha Esa maupun kepada rakyat yang diwakilinya. 
     Hakikat pengertian diatas adalah : 
     a. Pembukaan UUD `1945 “ ...maka disusunlah 
         kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam 
         suatu undang-Undang Dasar Negara Indonesia.
         Yang berkedaulatan rakyat.... 
     b.Pasal-pasal 1, 2, 3, 28, dan 37 UUD 1945. 
 5, Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
     Sebagai bangsa Indonesia nilai yang terkandung 
     dalam keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
     kita laksanakan secara konsekuensi yang harus
     terwujud dalam hidup bersama adalah meliputi : 
    a. Keadilan distributif yaitu suatu hubungan keadilan 
        antara negara terhadap warganya, dalam arti pihak
        negaralah yang wajib memenuhi keadilan dalam 
        bentuk keadilan membagi, dalam bentuk 
        kesejahteraan, bantuan, subsidi serta kesempatan
        dalam hidup bersama yang didasarkan atas hak 
        dan kewajiban. 
    b.Keadilan legal (keadilan patuh/taat) yaitu suatu
       hubungan keadilan antara warga negara terhadap 
       negara dan dalam masalah ini pihak wargalah yang
       wajib memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati 
       peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam 
       negara. 
    c. Keadilan komutatif adalah suatu 
       hubungan keadilan antara warga satu dengan
       lainnya secara timbal balik. Hakiat pengertian diatas 
       adalah  :
       a. Pembukaan UUD 1945 berbunyi “ Dan 
           perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia
           telah sampailah kepada saat yang berbahagia 
          dengan selamat sentousa mengantarkan rakyat 
           Indonesia kedepan pintu gerbang kemerdekaan 
           negara Indonesia yang medeka, bersatu, 
           berdaulat, adil dan makmur. 
        b.Pasal-pasal 23, 27, 28, 29, 31, 33, dan 34 UUD
           1945 
Sumber : v Santiaji Pancasila Tim Perumus v Pendidikan Pancasila oleh Kaelan, MS v Pendidikan Kewarganegaraan oleh Kaelan MS v Hukum Tata Negara C.S.T Kansil v Panduan Pemasyarakatan UUD RI 1945 Oleh Sekjen MPR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar