Anak negeri terlantar di kaki lampu setopan
Tidur di jembatan beralas lantai ,dingin hujan,basah
Suara lantang dan geram muka penuh penyesalan
Ada tertawa, ada senyum, ada yang teriak dan menangis
Sekelompok lelaki membuat lingkaran ada gambar didepannya
Tangannya bergerak-gerak sambil ngotak-atik alat yang tak terlihat
Badan gede bertato dan berkalung menghampirinya dan henbtakan,
Mulutnya membuat ciut yang ada disekitarnya,
Jembatan itu adalah untuk pertemuannya
Jembatan itu adalah untuk mengadu untung
Jembtan itu adalah sebagai lapangan pekerjaan
Dan jembatyan itu mereka telah dibui
Anak negeri ingin kembali ke kampungnya, tanah lahirnya,
SELAMAT DATANG
SELAMAT DATANG
Pengunjung Blog kami silahkan download semua artikel dan musik kami, semoga kita menambah pengetahuan yang cerdas.
Pengunjung Blog kami silahkan download semua artikel dan musik kami, semoga kita menambah pengetahuan yang cerdas.
Selasa, 12 Januari 2016
NYANYIAN LANGIT DALAM ANUGERAH
Bila cinta terperangkap dusta
Semua frustasi tak cukup ditangisi
Sebab air mata bukan dewa penolong
Yang membalut luka diatas nestapa
Tapi............
Lupakanlah bahwa cinta pernah ada
Sedang dunia tak selebar permen karet
Yang hanya sebatas mulut mengunyah
Janji-janji itu membuat terbuai
Sumpah-sumpah itu membuat yakin dan percaya
Namun kenyataan tak kunjung datang
Cinta hanyalah ucapan yang manis
Bukti selalu menanti
Sampai dibawa mati.
Bila cinta terperangkap dusta
Semua frustasi tak cukup ditangisi
Sebab air mata bukan dewa penolong
Yang membalut luka diatas nestapa
Tapi............
Lupakanlah bahwa cinta pernah ada
Sedang dunia tak selebar permen karet
Yang hanya sebatas mulut mengunyah
Janji-janji itu membuat terbuai
Sumpah-sumpah itu membuat yakin dan percaya
Namun kenyataan tak kunjung datang
Cinta hanyalah ucapan yang manis
Bukti selalu menanti
Sampai dibawa mati.
DOSA ADALAH DOSA
Tuhan Engkau tahu apa yang ada dihatiku
Melirik, memegang, bergunjing tentang hawa
Baru tumbuh dewasa, dan polos sikapnya
Tuhan manusia hidup di dunia tidak mungkin bosan
Sedang Engkau berkata itu dosa
Gendang berbunyi, seruling merdu terdengar
Insan berlari kejar mengejar laksana petir mengglegar…..
Tuhan, masih baikkah diriku ini
Yang memuji kata manis,
Yang punya sikap menarik
Penuh kharisma dan dan ugal-ugalan
Dikala suasana sepi tangan terbang
Pada sela-sela yang terlarang
Namun tak ada amarah, tersentak
Tuhan ada dimataku
CINTA DALAM SAMUDRA
Terangnya surya, panasnya mentari,
Manisnya hidup, getirnya rasa dan kecewanya hati,
Pandangan langit yang penuh cahaya bintang
Kunang-kunang berterbangan berputar di cakrawala
Sawah ladang menghijau panen hampir tiba,
Datang ditanganku sebuah bingkisan cantik,
Kutatap, kupeluk, kucium, ku………dan ku…….
Bawa hingga terlelap tidur tak sadarkan diri,
Terhentak bangun kandas dalam samudra,
Kukejar ku berlari ku terbang tak mampu berkata
Sedetik, seminit, sejam dan…………..kapanpun
Samudra tak hilang, cinta terdesak ombak,
Akupun panjang umur…..
Terkubur janji
satu langkah baru saja kutinggalkan
tanah yang bergelembung seperti gunung
menaburkan bunga yang harum baunya
bergabung tanda duka yang dalam
nisan itu baru tertulis sepuluhmenit lalu
masih belum kering tintanya, entahlah
kenapa itu tenggelam, tanah tak bergetar
tanda hilang, cuaca cerah, matahari redup
kilat menyapa orang-orang disekitarnya
nisan muncul kembali, warna putih bersih
tulisan janjiku belum kutepati sekarang
belum bisa terkubur dengan tenang jasadku.
satu langkah baru saja kutinggalkan
tanah yang bergelembung seperti gunung
menaburkan bunga yang harum baunya
bergabung tanda duka yang dalam
nisan itu baru tertulis sepuluhmenit lalu
masih belum kering tintanya, entahlah
kenapa itu tenggelam, tanah tak bergetar
tanda hilang, cuaca cerah, matahari redup
kilat menyapa orang-orang disekitarnya
nisan muncul kembali, warna putih bersih
tulisan janjiku belum kutepati sekarang
belum bisa terkubur dengan tenang jasadku.
Langganan:
Postingan (Atom)